Minggu, 27 Mei 2012 - 0 komentar

Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan


Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

            I.      Struktur Produksi
Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional.

Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor, yakni : sektor primer, sekunder, dan tersier.

Sejalan dengan perkembangan pembangunan ekonomi struktur produksi suatu perekonomian cenderung mengalami perubahan dari dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder dan tersier. Perubahan struktur produksi dapat terjadi karena :
·         Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barang-barang industri
·         Perubahan teknologi yang terus-menerus, dan
·         Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi barang-barang industri.

Struktur produksi nasional pada awal tahun pembangunan jangka panjang ditandai oleh peranan sektor primer, tersier, dan industri. Sejalan dengan semakin meningkatnya proses pembangunan ekonomi maka pada akhir Pelita V atau kedua, struktur produksi nasional telah bergeser dari dominasi sektor primer menuju sektor sekunder.

Manfaat Pendapatan Nasional (GDB) :
1.      Dapat mengetahui dengan segera apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak.
2.      Menghitung perubahan harga
   
Keterbatasan Pendapatan Nasional (GDB)  :
1.      Perhitungan GDB dan analisis kemakmuran.
2.      Perhitungan dan masalah kesejahteraan.
3.      GDB perkapita dan masalah produksi.

         II.      Pendapatan Nasional
Salah satu indikator terpenting dalam perekonomian suatu negara yaituPendapatan Nasional. Pendapatan Nasional yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
Pendekatan Nasional sering dipergunakan sebagai indikator ekonomi dalam hal :
1.      Menentukan laju tingkat pertumbuhan perekonomian suatu Negara
2.      Mengukur keberhasilan suatu Negara dalam mencapai tujuan pembangunan ekonominya
3.      Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu Negara dengan Negara lainnya.

Konsep Pendapatan Nasional

·         Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

·         Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

·         Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

·         Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

·         Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

·         Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Perhitungan Pendapatan Nasional

·         Pendekatan Pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Y = r + w + i + p

·         Pendekatan Produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilaijasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Y = [(Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Qn x Pn) ......]

·         Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor.
Y = C + I + G + (X-M)

·         Pendapatan Nasioanal per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Biasanya digunakan sebagai salah satu indikator akhir dalam melihat kemajuan pertumbuhan perekonomian suatu negara. Pendapatan per kapita ini diperoleh dengan membagi pendapatan nasioanal (GNP atau GDP) dengan jumlah penduduk di suatu negara (Indonesia).

     III.      Distribusi Pendapatan Nasional dan Kemiskinan

Distribusi Pendapatan Nasional
Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara. Distribusi pendapatan yang merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan suatu negara seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sebagainya. Sebaliknya, jika distribusi pendapatan nasional tidak merata, maka perubahan atau perbaikan suatu negara tidak akan tercapai, hal seperti ini yang akan menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.

Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi pendapatan suatu negara, dapat diketahui dari grafik yang dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva yang menggambarkan hubungan antara distribusi jumlah penduduk dengan distribusi pendapatan. Sedangkan indikator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan adalah Koefisien Gini atau Indeks Gini. Semakin tinggi atau besar Indeks Gini, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya tidak merata) dan semakin kecil Indeks Gini semakin rendah tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya semakin merata).

Kemiskinan
Kemiskinan adalah Keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan Kemiskinan merupakan akibat dari terjadinya ketimpangan atau ketidak sama rataan dalam pendistribusian pendapatan masyarakat sehingga ada yang berpenghasilan Tinggi dan kebutuhannya tercukupi dan yang berpenghasilan rendah yang kebutuhannya tidak tercukupi ataupun  pas-pasan.

Di Indonesia Kemiskinan merupakan salah satu masalah pokok yang harus diatasi. Di Indonesia jumlah masyarakat yang pendapatannya dibawah garis kemiskinan lebih banyak dari pada masyarakat berpendapatan tinggi. Hal inilah yang harus diperbaiki agar perekonomian dapat berkembang dan maju.

·         Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1.      Kemajuan ekonomi dan Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah.
2.      Kebijakan dalam negeri yang dipengaruhi kebijakan Internasional.
3.      Penyebab Individual, Orang tersebut miskin karena tidak punya keahlian atau malas, Faktor penyebabnya intern masing-masing individu.
4.      Penyebab Keluarga, Keluarga yang miskin sehingga tidak mampu memberikan pendidikan.
5.      Penyebab Sub-Budaya (Subcultural) yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari.
6.      Penyebab Agensi, Miskin disebabkan faktor lain atau akibat perbuatan orang lain, Contohnya Pemerintah, Perang.
7.      Penyebab Struktural, Kemiskinan merupakan hasil dari Struktur sosial misalnya kasta di Bali.
    
·         Kategori  kemiskinan
1.      Kemiskinan Absolut:
Konsep kemiskinan absolut berkaitan dengan pendapatan dan kebutuhan pokok/dasar (basic need) tidak terpengaruh pada waktu dan tempat / negara. Kemiskinan digolongkan kedalam dua bagian yaitu:
-          Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
-          Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.      Kemiskinan Relatif:
Konsep kemiskinan relatif adalah semakin besar ketimpangan antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin (Kincaid, 1975).

·         Konsep dalam mengurangi kemiskinan
1.      Pembangunan sektor pertanian
Pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar atas pendapatan masyarakat pedesaan. Dengan meningkatkan sektor pertanian maka pendapatan akan meningkat dan mengurangi kemiskinan. Cara peningkatan Sektor pertanian adalah meningkatkan Infrastruktur dan Teknologi pertanian.
2.      Pembangunan sumber daya manusia
Dengan peningkatan Kinerja SDM maka hasil yang diperoleh akan lebih besar dan akan berefek terhapap pengurangan kemiskinan. Sumber daya manusia merupakan salah satu bahan dalam menghasilakn pendapatan, yaitu orang yang memproduksi atau mengahsilakan sesuatu. Sumber Daya Manusia harus diberikan Subsisdi pendidikan, Asupan Gizi dan kesehatan oleh pemerintan untuk meningkatkan kinerja mereka.
3.      Peran LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
LSM dapat membuat rancangan dan program pemberantas kemiskinan karena LSM merupakan lembaga yang dekat dengan masyarakat.

·         Upaya dalam menghilangkan kemiskinan
1.      Memberikan bantuan kemiskinan secara langsung kepada oarang miskin.
2.      Bantuan terhadap keadaan Individu. Kebijakan Untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, Misalnya bantuan Pendidikan, Pembekalan keterampilan, kerja sosial, Dll.
3.      Persiapan bagi yang lemah. Memeberikan bantuan secara langsung kepada orang yang miskin secara alami, misalnya orang cacat fisik atau mental diberikan bantuan obat atau perawatan kesehatan.

·         Garis Kemiskinan
Garis kemiskinan merupakan patokan terpenting untuk mengukur tingkat kemiskinan suatu negara. Dengan garis kemiskinan dapat dibuat kebijaksanaan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan perkiraan tentang kemiskinana terkait dengan tolok ukur garis kemiskinan tsb. Perkiraan tentang garis kemiskinan dengan beberapa pendekatan, misalnya kebutuhan minimum, atau kebutuhan dasar. Perkiraan , garis kemiskinan di Indonesia telah banyak dilakukan oleh para ahli seperti Esmara, Sayogya, Booth dsb. Dalam konsep kemiskinan mutlak.
Garis kemiskinan merupakan pembatas antara keadaan miskin dan tidak miskin. Sedangkan dalam konsep kemiskinan relatif, pendapatan yang sudah di atas garis kemiskinan ,namun masih jauh lebih rendah kondisinya dibandingkan keadaan masyarakat sekitar, maka orang atau keluarga tersebut masih berada dalam keadaan miskin.

·         Tingkat Kemiskinan
Pada dasarnya terdapat dua pendekatan di dalam mengukur tingkat kemiskinan yaitu:
1.      Head-count measure (Ukuran Jumlah Orang), yaitu memperkirakan jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan.
K = q/n . 100

Ket:                            
K = tingkat kemiskinan
q = jumlah penduduk miskin atau berada dibawah garis kemiskinan
n = jumlah penduduk

2.      Poverty gap, yaitu memperhitungkan jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah kemiskinan.

PG = GK – Yp

Ket :
PG = kesenjangan kemiskinan
GK = garis kemiskinan
Yp = pendapatan penduduk miskin 

3.      Bila kesenjangan kemiskinan diukur secara relatif , dapat diperoleh dengan cara :

%PG = PG/ Vt . 100%

Ket: 
%PG = kesenjangn kemiskinan relatif
Vt = variabel tertentu secara per kapita, seperti PDB, bantuan luar negeri, pendapatan penduduk miskin, jumlah pengeluaran pemerintah, dsb.


Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar